Lentera Post – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengatakan, ada sejumlah 4,16 juta anak putus sekolah di Indonesia yang paling membutuhkan akses pendidikan melalui program Sekolah Rakyat Berasrama demi masa depan yang cerah.
Hal tersebut disampaikan Agus Jabo melalui keterangan resmi, terkait lebih dari 100 orang anak mengundurkan diri atau tidak memenuhi panggilan sebagai siswa Sekolah Rakyat tahap pertama dari sejumlah daerah, Senin (11/8/2025).
“Jadi ya enggak apa-apa, semua berproses. Badan Pusat Statistik sudah menyampaikan ada sekitar 4,16 juta anak tidak sekolah, putus sekolah, belum sekolah,” kata Agus Jabo.
Data dari Kementerian Sosial (Kemensos), melaporkan secara spasial kasus siswa yang mengundurkan diri tersebar dari Sekolah Rakyat di enam pulau.
Adapun kasus terbanyak dengan jumlah 25-35 orang siswa mengundurkan diri di Sulawesi (16 sekolah), Jawa (48 sekolah) dan Sumatera (21 sekolah).
Menurut Agus Jabo, fenomena tersebut merupakan bagian dari proses penyesuaian karena ditemukan sebagian siswa mengalami kesulitan beradaptasi dengan pola asrama Sekolah Rakyat yang berbeda dengan kebiasaan hidup mereka di rumah.
Kementerian Sosial memastikan siswa yang mengundurkan diri akan segera digantikan karena selain anak yang membutuhkan, banyak juga animo masyarakat dan kalangan orang tua yang mendukung untuk mengikuti program ini cukup tinggi
Namun terlepas dari itu, ia menekankan bahwa Kementerian Sosial juga akan melakukan evaluasi terhadap seluruh aspek pelaksanaan Sekolah Rakyat, mulai dari proses belajar-mengajar, pola asrama, hingga pemenuhan kebutuhan siswa, untuk memastikan tujuan program tercapai secara optimal.
“Sekolah Rakyat ini adalah jembatan bagi para siswa untuk mewujudkan cita-citanya. Dan ini perintah Pak Presiden supaya anak-anak Indonesia semua bisa bersekolah. Supaya mereka pintar, mereka punya karakter, mereka juga punya keterampilan,” katanya.