Lentera Post – Pemerintah Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, menunjukkan kepedulian nyata terhadap kelompok rentan dengan menginisiasi layanan kesehatan mental melalui Posyandu Jiwa Mayaswarah. Sebuah program bulanan yang ditujukan khusus bagi penyintas gangguan jiwa (ODGJ).
Program ini merupakan wujud keberpihakan terhadap kemanusiaan di tengah pembangunan desa yang umumnya berorientasi fisik.
Kepala Desa Tukum, Susanto, menegaskan bahwa pembangunan harus menyentuh aspek mental dan martabat warganya.
“Desa kami tidak hanya ingin membangun dari sisi infrastruktur, tetapi juga dari sisi mental dan martabat manusia. Posyandu Jiwa ini hadir untuk memastikan saudara-saudara ODGJ mendapatkan pendampingan, pengobatan rutin, dan pelatihan keterampilan agar dapat hidup lebih mandiri,” jelas Susanto, Minggu (20/7/2025).
Posyandu Jiwa Mayaswarah tidak sekadar ruang perawatan medis, melainkan juga ruang pemulihan sosial. Para penyintas mendapatkan terapi, konsultasi, dan obat-obatan secara rutin melalui kerja sama dengan puskesmas dan tenaga kesehatan profesional.
Kemudian, fasilitas tersebut juga mengembangkan potensi para penyintas melalui pelatihan kerajinan tangan, memasak, hingga bercocok tanam. Upaya ini bertujuan membekali mereka dengan keterampilan hidup agar mampu mandiri secara ekonomi maupun sosial.
Kepala Desa Tukum berharap, inisiatif ini dapat direplikasi oleh desa-desa lain sebagai bagian dari pembangunan desa yang menyentuh akar kemanusiaan.
“Kita ingin Desa Tukum menjadi rumah yang aman dan ramah bagi semua. Bahkan mereka yang sering dilupakan, harus kita rangkul kembali ke pelukan sosial,” tegasnya.
Menanggapi itu, Koordinator KKN Desa Tukum, Faras Avrilla Daffa Wahyudi, menyampaikan apresiasi atas pengalaman yang sangat membentuk empati dan kesadaran sosial.
“Kami belajar banyak tentang empati, pelayanan, dan bagaimana membangun desa yang inklusif. Ini bukan sekadar pengalaman KKN, tapi pengalaman hidup,” ungkap Faras.
MC Kab. Lumajang/KIM Tukum Mandiri/Andik/An-m
