Pernahkah kalian mencari ilmu agama di TikTok berdurasi satu menit? Perkembangan era digital saat ini merujuk pada evolusi teknologi informasi dan komunikasi yang telah membawa dampak besar pada hampir semua aspek kehidupan manusia. Era digital dimulai sekitar akhir abad ke-20 dengan perkembangan komputer dan internet, dan terus berkembang pesat hingga saat ini. salah satu platform yang kini banyak digunakan adalah TikTok, yang awalnya dikenal sebagai aplikasi hiburan yang berisi video pendek seperti tarian, lelucon, belanja atau konten viral lainnya. Namun, belakangan ini muncul fenomena baru, yaitu penyebaran konten dakwah dan ilmu agama lewat TikTok. Fenomena ini memunculkan pertanyaan penting seberapa efektif mencari ilmu agama lewat TikTok? Esai ini akan membahas dampak positif dan negative penggunaan TikTok dalam menyebarkan ilmu agama. Belajar agama tetap harus dilakukan secara bijak, dengan selalu memeriksa keabsahan sumber dan melanjutkan pencarian ilmu melalui media yang ilmiah dan terpercaya.
Efektif atau tidaknya mencari ilmu agama lewat TikTok tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. TikTok bisa menjadi media awal yang menarik perhatian dan memotivasi seseorang untuk belajar agama, terutama karena kontennya singkat, mudah diakses dan disampaikan dengan cara yang menarik. Banyak ustaz maupun ustazah yang menyampaikan pesan-pesan agama secara ringan namun bermakna di platform ini.
Di tengah popularitas TikTok sebagai aplikasi hiburan, banyak muncul konten creator yang memanfaatkan platform ini terutama untuk dakwah dan menyebarkan ilmu agama. Hal ini membawa beberapa dampak positif adalah kemudahan akses dan penyampaian dakwah yang menarik. TikTok memungkinkan penyampaian pesan agama secara cepat dan sederhana. Video-video pendek yang menjelaskan hadist, ayat Al-Qur’an, atau Nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari mencari cara baru untuk mengajak masyarakat mendekat pada agama. Lagi-lagi yang sering muncul di FYP TikTok yaitu pada Ceramah ustaz Abdul Somad yang sering muncul, banyak disukai karena mampu menyentuh hati dan menggugah kesadaran diri dan para penggemarnya. Setiap kali mendengarkannya, para pendengar seolah diajak untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menyadari kekurangan diri dan termotivasi untuk terus memperbaiki diri di jalan yang benar. Banyak pengguna mengaku mulai rajin shalat, berhijab, atau memperbaiki akhlak setelah menonton konten-konten islami yang menyentuh hati.
Namun, di balik dampak positif itu, ada pula tantangan dan dampak negative yang harus diperhatikan . salah satunya yang paling krusial adalah kurangnya validasi konten. Siapa saja bisa membuat video agama, termasuk mereka yang memiliki pengetahuan mendalam atau latar belakang pendidikan agama yang benar. Akibatnya, muncul konten yang menyesatkan menafsirkan ayat atau hadis tanpa ilmu, atau bahkan menyebarkan paham ekstrem. Selain itu, durasi video yang sangat pendek membuat penyampaian ilmu menjadi terlalu ringkas. Ilmu agama sering kali membutuhkan penjelasan kontekstual, perbandingan pendapat ulama, dan pemahaman mendalam. Misalnya penonton bisa salah memahami hukum agama karena hanya melihat potongan dalil tanpa penjelas lengkap. Tak kalah penting, munculnya konten agama yang dibuat demi tujuan viralitas juga menjadi kekhawatiran. Beberapa Kreator lebih focus pada jumlah penonton, like dan komentar, daripada menyampaikan kebenaran secara utuh. Ini bisa menurunkan kualitas dakwah itu sendiri, bahkan menodai niat yang seharusnya murni karena Allah. Karena sifat TikTok yang berbasis konten pendek dan cepat, resiko lainnya adalah tersebarnya informasi yang tidak akurat atau menyesatkan, apalagi jika disampaikan oleh orang yang tidak memiliki kapasitas kailmuan yang jelas. Oleh karena itu penting untuk memverifikasi sumber dan melanjutkan belajar dari guru atau sumber yang kredibel, seperti kitab, kajian, atau lembaga resmi.
Dalam situasi seperti ini, peran penggunaan menjadi sangat penting. Penggunaan harus bijak dan kritis dalam memilih serta menyerap informasi agama dan TikTok. Jangan langsung percaya atau menelan mentah-mentah isi video yang dilihat. Periksa kembali kebenaran, cari referensi dari kitab, ustadz yang kridibel, atau lembaga resmi. Jadikan TikTok sebagai pintu awal untuk mengenal islam, tetapi jangan menjadikan sebagai satu-satunnya sumber belajar.
Penggunaan TikTok dalam menyebarkan ilmu agama harus dilakukan secara bijak, dengan selalu memeriksa keabsahan sumber dan melanjutkan pencarian ilmu melalui media yang ilmiah. Mencari ilmu agama tidak ada yang offlline tetapi bisa lewat TikTok yang banyak di gunakan oleh kalangan remaja atau orang tua. Di satu sisi, ini membuka peluang dakwah yang luas dan menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih relevan. Namun sisi lain, pengguna perlu kritis dan selektif dalam menyerap informasi agar tidak terjebak dalam kesalahan pahaman. TikTok bisa menjadi sarana awal mengenai ilmu agama, tetapi pendalam tetap harus dilakukan lewat jalur yang lebih formal dan terpercaya. Jadi, gunakan media social sebaik-baiknya agar tidak menyimpang dari tujuan yang positif.