Media Bangsa – Saat ini pemerintah pusat dan daerah, pihak swasta, dan masyarakat berusaha untuk menurunkan angka stunting. Penurunan stunting pada tahun 2025 pemerintah menargetkan mencapai penurunan hingga 18,8%. Perguruan tinggi diharapkan berperan penting dalam upaya membantu mengatasi stunting melalui berbagai kegiatan seperti penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam memberikan pendampingan, penyuluhan gizi, serta pengembangan inovasi untuk mencegah dan menangani stunting.
Salah satu kontribusi perguruan tinggi dilakukan oleh tim pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Ubaya (Universitas Surabaya) dan Fakultas Teknologi Pertanian Prodi Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) melakukan inovasi pembuatan nagget dari ubi cilembu. Mereka memberikan Pelatihan Penerapan Teknologi dan Inovasi Pembuatan Nugget berbahan dasar campuran ubi cilembu dan ayam bagi anggota Bumdes dan ibu-ibu PKK di desa Duyung, Trawas, Mojokerto.
Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) yang berjudul “PDB Inovasi Pengembangan Potensi Pangan Lokal untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Desa Duyung Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto”. Program pengabdian ini mendapatkan support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjend Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Tim Fakultas Farmasi Ubaya terdiri dari Dr. apt. Aguslina Kirtishanti, M.Kes, apt. Sylvi Irawati, M.Farm-Klin, Ph.D dan Setiawan, S.Pd, serta Chatarina Yayuk Trisnawati, S.TP., MP dari Fakultas Teknologi Pertanian UKWMS. Bersama tim dosen, juga terdapat 2 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan ini sebagai bentuk praktek pada mata kuliah di bidang teknologi pangan.
Ketua Tim PDB, Aguslina Kirtishanti mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan di tahun pertama dan kedua yaitu pelatihan penerapan teknologi dan inovasi pembuatan produk olahan yang berbahan dasar ubi cilembu. Di mulai dari tahun pertama membuat tepung dari ubi cilembu kemudian dilanjutkan membuat mie dan sereal ditahun kedua, dan tahun ketiga dengan membuat nugget ayam-Ubi Cilembu. Ubi Cilembu yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ubi cilembu yang berasal dari Desa Duyung, Trawas, Mojokerto yang merupakan potensi pangan lokal dari Desa Duyung yang dikembangkan menjadi produk olahan.
Ubi Cilembu kaya akan vitamin dan mineral karena mengandung vitamin A, vitamin C, dan mineral seperti kalium dan fosfor yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu ubi cilembu merupakan sumber karbohidrat, dapat menjadi sumber energi yang baik untuk anak-anak serta mengandung serat, dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan anak.
Chatarina Yayuk memandu pelatihan pembuatan nugget ubi Cilembu dikombinasi dengan ayam menjelaskan bahan-bahan penyusun nugget dan proses membuat nugget hingga siap untuk digoreng.
“Nugget ayam-ubi cilembu yang dibuat ini adalah nugget yang sehat tanpa pengawet. Cocok diberikan untuk anak-anak stunting karena selain tanpa pengawet, nugget ini mengandung protein dari daging ayam yang diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak serta nutrisi yang lain seperti karbohidrat, vitamin dan mineral yang diperoleh dari ubi cilembunya” ujar Yayuk.
Acara berlangsung dengan lancar dan warga sangat antusias terlihat dari semua warga yang hadir berkontribusi dalam pelatihan dan mereka puas terhadap pelatihan yang diadakan oleh tim Fakultas Farmasi Ubaya dan Fakultas Teknologi Pertanian UKWMS.
“Acara ini diharapkan dapat memberikan bekal ketrampilan kepada warga desa Duyung terutama anggota Bumdes dalam hal pengolahan nugget ayam-ubi cilembu yang siap untuk dikomersialisasikan” tambah Aguslina.
Sementara itu, Kepala Desa Duyung Jurianto Bambang Siaswantoro,S.E., mengucapkan banyak terima kasih kepada tim pengabdian masyarakat dari Ubaya, UKWMS dan DPPM Kemdiktisaintek. “Kami atas nama Pemerintah Desa Duyung menyampaikan terima kasih, karena desa kami telah berhasil menurunkan jumlah balita stunting. Semula tahun 2023, balita stunting di desa kami sebanyak 16 balita, sekarang turun tinggal 3 balita, dan tidak ada penambahan stunting baru di tahun ini (2025)”, ujar Jurianto Bambang S.
“Keberhasilan penurunan stunting ini, salah satunya dampak adanya program PDB Inovasi Pengembangan Potensi Pangan Lokal untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat selama tiga tahun, yang dilaksanakan tim Ubaya dan UKWMS di desa kami. Inovasi olahan ubi cilembu yang kaya akan nutrisi kini menjadi sumber makanan yang baik untuk anak-anak di desa kami. Untuk itu, kami berharap ke depan tetap ada pembinaan dan pendampingan berkelanjutan dari Ubaya, UKWMS dan DPPM Kemdiktisaintek”, pungkas Jurianto Bambang S.